Monday, September 29, 2008

PoSpAk (PoPoK SeKaLi PaKai)

"Baru juga kencing, sudah kencing lagi!" keluh seorang ibu mengenai bayinya yang masih berumur tiga bulan. Dengan terpaksa dia harus kembali mengganti celana bayinya yang basah. "Kalau begini terus, cucian numpuk deh," sesalnya. Banyak kan keluhan seperti itu keluar dari mulut ibu atau ayah baru. Memang repot rasanya apalagi karena itu pulalah tidur si bayi jadi terganggu.


Jika kemudian ayah dan ibu memutuskan memakaikan popok sekali pakai (pospak) pada bayinya, tentu saja cara ini sangatlah praktis. Bayi dapat tidur lebih tenang dan cucian tidak menumpuk. Hanya saja, tahukah Anda seluk beluk pemakaian pospak agar tak merugikan?


Dr. Ari Muhandari Ardhie, Sp.KK., ahli kulit anak dari RSAB Harapan Kita Jakarta mengungkapkan, "Orang tua perlu menyadari bahwa pospak adalah produk yang didesain untuk melindungi air seni bayi atau tinja agar tidak keluar atau bocor. Nah, bahan yang tidak bocor ini tidak memiliki pori-pori sehingga membuat kulit tidak bisa bebas bernapas."


Padahal, lanjut dokter yang biasa disapa Ari, kulit sangat butuh bernapas karena salah satu fungsinya adalah untuk penguapan atau membuang sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh yang tidak terpakai. Kalau kulit tertutup terus-menerus maka proses penguapan akan terganggu dan membuat kulit lembap serta muncul iritasi. "Jangankan kontak dengan urin, dengan keringat pun bayi akan mengalami iritasi. Pada anak yang berbakat atopik hal ini bisa menimbulkan iritasi yang cukup hebat."


Kebutuhan bernapas, menurutnya, sangat relatif pada setiap bayi. Kalau kulitnya sangat sensitif mungkin kebutuhan untuk bernapasnya jauh lebih banyak daripada anak umumnya. "Tetapi sangat baik kalau kita memberikan sebanyak mungkin kebebasan pada kulit bayi untuk bebas bernapas agar pertumbuhannya lebih sehat."


Memang, pada saat ini sulit bagi kita untuk menghindari penggunaan pospak. Ketika ingin mengajak bayi pergi atau supaya nyaman, ia butuh pospak agar pakaiannya tetap bersih dan air seninya tidak ke mana-mana. Namun, tentu saja ini bukan alasan untuk memakaikan pospak sepanjang hari. Orang tua perlu membuat aturan bijaksana. Mungkin ketika akan pergi, setelah mandi pagi atau mandi sore dimana kita ingin mengajaknya jalan-jalan, boleh saja kita memakaikan pospak. "Yang penting, berikan sesekali waktu kepada bayi untuk bebas dari pospak sehingga kulitnya bisa bernapas dengan baik."


MENGHINDARI IRITASI

Memang, pospak saat ini sudah dibuat sedemikian rupa agar aman dan nyaman digunakan bayi. "Di dalam pospak ada satu bahan semacam gel yang akan menangkap urin. Bila urin sudah berada di dalam gel maka tidak bisa keluar lagi. Hal ini akan mengurangi dampak negatif penggunaannya," kata Ari. Namun begitu, demi keamanan kulit bayi, sangat baik bila kita memperhatikan beberapa tip berikut agar bayi terhindar dari iritasi.

* Daya tampung pospak

Penting sekali memperhatikan daya tampung pospak karena hal ini dapat kita jadikan acuan kapan kira-kira pospak perlu diganti. "Pospak yang beredar di pasaran kan beragam jenisnya. Ada yang tahan sampai sepuluh kali si bayi kencing, tapi ada juga yang hanya tahan lima kali kencing," ungkap Ari.

Nah kalau kita menyamaratakan bahwa semua produk pospak tahan hingga sepuluh kali kencing atau hingga 4 jam, mungkin kita terlambat mengganti. Padahal, mungkin pospak sudah penuh dan harus diganti satu jam yang lalu karena sudah tidak bisa menampung urin bayi. Bila demikian mungkin saja hal ini akan menimbulkan iritasi. Pokoknya, pada prinsipnya jangan sampai air kencing melebihi daya tampung pospak.

Juga, perhatikan volume kencing si kecil. Ada bayi yang volume kencingnya sedikit sehingga pemakaian pospak bisa lebih lama, tetapi ada juga bayi yang volume kencingnya sangat banyak. Maksudnya agar kita bisa mengontrol penggantian pospak, misalnya bila aturan yang tertera hingga sepuluh kali kencing mungkin pada bayi yang volume kencingnya banyak kita bisa perkirakan hingga delapan kali kencing saja.


* Setelah BAB langsung ganti

Berbeda dari urin, maka pospak yang sudah terkena feses harus langsung diganti. Feses atau tinja ini tidak bisa diserap masuk ke dalam gel yang ada di lapisan pospak dan sifatnya pun sangat iritan buat kulit bayi. Juga kemungkinan terjadi infeksi pada vagina gara-gara fases masuk ke dalamnya.

Biasanya, ketika buang air besar, sebagian bayi menunjukkan kegelisahan, seperti mengangkat-angkat pantat. Hal ini membuat kita mudah menerka kalau si bayi mungkin sedang atau baru selesai BAB. Tetapi beberapa bayi lainnya sama sekali tidak menunjukkan kegelisahan, sehingga perlu tindakan dari kita untuk sering-sering memeriksa pospak, terutama pada waktu-waktu dimana bayi biasa BAB.


* Kontak dengan urin harus dibilas

Pospak tidak berfungsi membersihkan urin tetapi hanya menampungnya. Sisa-sisa urin tetap menempel di kulit bayi. Nah setelah kencing berkali-kali dan pospak dilepas, maka selangkangan dan kemaluan bayi perlu dicuci dengan air bersih agar nantinya tidak muncul iritasi.


MENGATASI RUAM POPOK

- Hindari pospak

Kalau ruam popok sudah telanjur terjadi, pospak harus dihindarkan dahulu sampai kulit bayi benar-benar sembuh. Tujuannya agar kulit bayi bisa bernapas dan tidak lembap sehingga sembuh lebih cepat.

Ruam popok ditandai dengan kemerahan pada kulit yang muncul di daerah selangkangan hingga pantat. "Bila sudah muncul demikian, selain tidak dianjurkan memakaikan pospak, penanganan pun perlu segera dilakukan," kata Ari.


- Diangin-anginkan

Penanganan di hari pertama dan kedua bisa dilakukan sendiri di rumah dengan mengangin-anginkan bagian selangkangannya karena prinsip penyembuhan ruam adalah kulit harus bersih dan kering.


- Diolesi krim bayi atau bedak

Baby cream pencegah dan pereda ruam popok bisa dibeli di apotik. Bedak tabur yang bisa menyerap sisa-sisa kelembapan kulit bisa juga dipakai sehingga gesekan-gesekan pada kulit berkurang. Namun, penggunaan bedak tabur harus lebih hati-hati, tidak boleh mengenai kulit yang terbuka/luka dan selaput lendir atau kemaluan bayi perempuan. Jadi, gunakan hanya pada permukaan kulit yang tidak luka. "Bila masih ada bagian yang lecet sebaiknya jangan gunakan bedak. Dikhawatirkan partikel bedak masuk ke kulit sehingga bisa membahayakan."

Cara menggunakannya pun perlu dilakukan secara tepat. "Letakkan di atas telapak tangan ibu lalu gesekkan dengan tangan yang lain, barulah diusapkan ke kulit bayi," kata Ari.

Namun, kalau hingga tiga hari iritasi dan ruam popok tidak kunjung sembuh, sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter karena biasanya ruam sudah ditumpangi jamur. Umumnya ditandai dengan infeksi di sela-sela paha. Penanganan lebih intensif perlu dilakukan agar tidak meluas dan semakin membahayakan.


KIAT MEMILIH POSPAK


- Ukuran

Pilihlah pospak yang seukuran dengan berat bayi dan jangan terlalu besar. Bagaimanapun, fungsi pospak adalah mencegah urin meluber. Bila ukurannya terlalu besar maka fungsinya jadi tidak efektif karena pospak tidak lekat ke tubuh bayi. Selain itu, pospak yang kebesaran pun membuat bayi tidak nyaman bergerak.

Bayi yang tumbuh dengan kaki berbentuk O juga semakin diperburuk oleh pemakaian pospak yang kebesaran. "Saya punya pasien yang memang tulangnya berbakat O, kemudian memakai pospak besar, jalannya pun jadi mengangkang," ujar Ari.


- Kualitas

Kualitas pospak juga perlu diperhatikan. Kita bisa menilainya dari kemasan, bahan yang digunakan apakah berpori atau tidak, serta penjelasan yang diberikan oleh produsen yang biasanya tertera di kemasannya.


CARA MEMBUANG POSPAK YANG BENAR

Kerapkali, orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja. Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di kloset.

Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. "Hal ini sudah dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan," tutur Ari. Alasannya, sampah pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita. "Bayangkan kalau tempat sampah yang ada di dalam rumah kita terisi oleh pospak yang di dalamnya ada tinja, selain bau menyengat lalat pun biasanya akan datang mengerubung."


POSPAK TRADISIONAL

Sebagian orang tua mungkin masih menggunakan popok dari lipatan kain untuk mengatasi bocornya urin bayi. Umumnya, popok ini relatif lebih aman dibanding pospak pabrikan karena memiliki pori-pori yang lebih lebar sehingga kulit lebih leluasa bernapas. Selain itu, sensitivitas kulit tetap terjaga karena bayi akan merasakan ketidaknyamanan saat kencing. Alhasil, orang tua cepat tanggap karena ketika bayi menangis kita dituntut untuk segera mengganti popoknya. Kelemahannya, popok jenis ini tidak praktis karena harus melipat-lipat kain dan memasangkannya secara pas. Belum lagi dengan posisinya yang mudah bergeser sehingga urin bayi tetap saja meluber.


2 comments:

chendi said...

mb nike, pa kabarnya
wah, tinggal menghitung hari nih yaa
deg-deg an yo mb?
mudah-mudahan selalu sehat ya mb..

NiKe said...

halo chendy,,
kbarnya alhmdulilah sht2 aja
iya tinggal mnghitung hari, 22 hari lagi,,
deg2an udah pasti soalnya kan pengalaman pertama jadi blum tau gimana rasanya
tpi brusaha buat ga deg2an banget, pasrah aja ma Allah, byk berdoa, byk istirahat n makan biar energinya cukup buat ngelahirin,,

bumil chendy gmn kandungannya sehat? masih kerja atau udah dapet cuti?